Tutur menenangkan dan dingin
peduli melegakan juga dingin
apakah mimik wajah saat menjawab segala tanyaku juga dingin?
atau apakah senyumnya juga dingin?
mungkinkah berada didekatnya akan membekukanku?
Dalam dingin ku bertanya tentang dia yg lebih dingin.
Meski ku harus memakai baju berlapis atau sarung tangan dan kaki
dingin itu tak ingin ku tinggal pergi
ada satu yang ku mengerti
ada satu yang tak terperi
Kehangatan yang hanya dirasa oleh hati
Biarlah dari jauh jemari menanti
biarlah dalam mimpi kita berlari
dingin tetaplah disini, sampai dia yang lebih dingin menggenggam jemari.
Jumat, 11 April 2014
Rabu, 09 April 2014
Sebaliknya
saya ingin jadi apa?
Sejauh ingatan belum ada yang menanyakan hal ini selain guru
tk, sd, dan ayah saya.
Apa sudah terlalu jelas saya akan jadi apa? Atau terlalu
buram untuk membayangkan saya jadi apa?
Semua itu tidak pernah jadi masalah untuk saya pikirkan
Tapi saat ada pernyataan “kamu harus bekerja disini, punya
jabatan ini, barulah kamu akan saya lihat!”.
Sejenak ini menjadi pemikiran saya, sungguh perlu dipikirkan.
Bukan memikirkan untuk benar-benar menjadi apa yang diminta. Sebaliknya saya
sangat tidak ingin jadi apa yg dituntutkan pada saya.
Saya tidak ingin dilihat, tidak usah diperhitungkan lagi!
Saya benar-benar ingin enyah dari pemikiran yang hanya
menuntut saya untuk pantas.
Pergilah….
Langganan:
Postingan (Atom)