Kamis, 06 November 2014

Hakekat menyakiti

Idealnya tdak ada manusia yg dengan sengaja menyakiti sesama. Tapi keidealan bisa dirusak oleh kecendrungan untuk memenuhi keinginan. Saat keinginan kita berbeda, disanalah awal mulanya muncul keinginan atau ketidak sengajaan utk menyakiti pihak lain.
Hari ini kita tersakiti, boleh jadi esok kita jd penyeban rasa sakit bagi orang lain. oleh sebab itu, memaafkan adalah satu-satunya penyembuh.

Selasa, 04 November 2014

balada mnjelang tidur

Pernah menghabiskan mlm menguntai angan utk hidup bahagia dlm suatu hubungan. Malam tidak pernah berubah, masih serupa saat angan berjejer di langit kamar. Perubahan itu ada pada raga yg digerakkan jiwa, ada padaku, padanya, dan pada semua makhluk serupa.
Angan tak sesuai kejadian, perpisahan itu seperti gelombang yg merubah keadaan sepenuhnya. Ada yg bahagia berdua disana, dan aku bertahan dengan kesendirian disini.
Sepi bisa jadi, tp tiada yg kusesali seluama ada yg bahagia

Selasa, 02 September 2014

Kau Tau?

Kau tau perih itu seperti apa???
sungguh tidak berasa saat lukanya terlalu menganga

Kau tau kecewa itu seperti apa???
sungguh tidak berwarna sekalipun hitam

Kau tau mati itu seperti apa???
sungguh... aku ingin tau mati itu seperti apa.

Rabu, 20 Agustus 2014

Morning

Kepada pagi yang membawa harapan dalam tetes embunnya
kepada mentari yang membawa hangat dalam sinarnya
kepada angin yang membawa dingin dalam geraknya
kepada awan yang membawa damai dalam warnanya
kepada langit yang membawa perubahan dalam keberadaannya
kepada tanah yang membawa kehidupan dalam matinya
kepada laut yang membawa takut dalam gelombangnya
kepada waktu yang membawa penyesalan dalam berlalunya
kepada secangkir kopi yang membawa getir dalam hitamnya
           SELAMAT PAGI!!!!!!

Kamis, 10 Juli 2014

Terimakasih sudah berubah

Absen tanpa tanda silang
Catatan update tanpa mau ketinggalan
Soal-soal berparade tanpa kekurangan bilangan dalam buku latihan
                 Beruntung..........
Angka 9 anggun dalam buku nilai
Materi mendapat tempat terbaik dalam memori
Tiada malas yang berseliweran
                  Beruntung..........
"Hari ini lebih baik dari hari kemarin" ini defenisi beruntung bukan? ^_^ . Bisa bangga pada diri sendiri itu rasanya menyenangkan. Bukan bangga karna merasa pintar, bukaaaaaannnnnn. Ini Bangga karna masih bisa berubah banyak. Bangga karna tidak hanya diam dalam malas dan berbaring menyedihkan.
Terlambat memang... tapi sudah beruntung.. :)

Terimakasih sudah berubah, terimakasih sudah jadi lebih berguna untuk diri sendiri.

                                           Teruntuk yang tersayang, sosok dalam cermin di hadapanku saat ini.

Jumat, 11 April 2014

Dia yang lebih dingin dibanding hari ini.

Tutur menenangkan dan dingin
peduli melegakan juga dingin
apakah mimik wajah saat menjawab segala tanyaku juga dingin?
atau apakah senyumnya juga dingin?
mungkinkah berada didekatnya akan membekukanku?
Dalam dingin ku bertanya tentang dia yg lebih dingin.

Meski ku harus memakai baju berlapis atau sarung tangan dan kaki
dingin itu tak ingin ku tinggal pergi
ada satu yang ku mengerti
ada satu yang tak terperi
Kehangatan yang hanya dirasa oleh hati

Biarlah dari jauh jemari menanti
biarlah dalam mimpi kita berlari
dingin tetaplah disini, sampai dia yang lebih dingin menggenggam jemari.

Rabu, 09 April 2014

Sebaliknya



saya ingin jadi apa?
Sejauh ingatan belum ada yang menanyakan hal ini selain guru tk, sd, dan ayah saya.
Apa sudah terlalu jelas saya akan jadi apa? Atau terlalu buram untuk membayangkan saya jadi apa?
Semua itu tidak pernah jadi masalah untuk saya pikirkan
Tapi saat ada pernyataan “kamu harus bekerja disini, punya jabatan ini, barulah kamu akan saya lihat!”.
Sejenak ini menjadi pemikiran saya, sungguh perlu dipikirkan. Bukan memikirkan untuk benar-benar menjadi apa yang diminta. Sebaliknya saya sangat tidak ingin jadi apa yg dituntutkan pada saya.
Saya tidak ingin dilihat, tidak usah diperhitungkan lagi!
Saya benar-benar ingin enyah dari pemikiran yang hanya menuntut saya untuk pantas.
Pergilah….

Selasa, 25 Maret 2014

Sang Rindu



Rindu tiada punya daya untuk datang dan mengunjungi pemiliknya
Dia hanya berputar, menggelinding, naik turun, di sini… di hati
Berpeluh sudah rindu, dan itu baik untuknya
Sehat sekali sang rindu, lebih bugar dibanding dulu
Ya lebih gemuk juga..
Sepertinya tambah tinggi..
Begitulah rindu,
Tidak tampak, tidak terdengar, bukan berarti dia hilang
Ada… selalu ada
Bahkan lebih manis dibanding terakhir kali datang

Biar saja sang rindu begini
Diam disini.
Ayu Wahyuni

Rabu, 19 Maret 2014

Allah swt, Takut, dan Sedih.

"Tidak ada rasa takut dan bersedih hati bagi orang-orang yang bertaqwa"

Kalimat ini akan kita jumpai berkali-kali dalam Al-quran. Bukan kalimat biasa jika otak mampu menjabarkan pengertian dan hati mampu meresapi butir-butir hikmahnya. Sederhana bila hanya dibaca sepintas lalu. Mantra sakti bila meresap dalam kalbu.

Taqwa artinya memelihara diri dengan melaksanakan perintah Allah dan Menjauhi segala larangannya serta ikhlas menerima hukum dan ketentuan Allah.
Tidak semudah mengucapkannya memang, tapi bukankah hidup itu untuk selalu belajar, belajar terus, terus belajar, sampai tidak lagi bisa belajar.

Kita manusia penuh rasa takut, takut yang terlihat oleh mata ataupun takut yang terselubung.
Takut mati, Takut hidup susah, Takut berpenampilan buruk, Takut tidak disukai orang lain, Takut diabaikan oleh dunia, Takut barang-barang berharga hilang, Takut tertinggal kemajuan teknologi, Takut dianggap remeh, banyak sekali macam-macam takut bahkan juga tidak sedikit yang takut dengan setan yang entah sejak kapan berubah nama jadi hantu.
Saat kita mampu menyatukan rasa takut hanya pada satu titik yaitu Allah swt, maka ketakutan yang sangat banyak macamnya akan berkurang satu persatu. Alangakah nyamannya hidup tanpa rasa takut, semua orang pasti menginginkannya tapi takut untuk berusaha. Kuatkanlah tekad satukan rasa takut hanya kpada-Nya tuhan semesta alam yang tiada apapun dapat menandingi-Nya. Semoga kita semua termasuk kedalam orang-orang yang Allah beri petunjuk, Aamiin.

Sekali lagi kita manusia, kita pasti sering bersedih untuk berbagai macam alasan. Sedih untuk hal-hal besar, atau sedih untuk hal-hal kecil. Sedih disini bukan hanya saat seseorang menangis, tapi masing-masing hatilah yang paham bagaimana rasa sedih itu. Tanpa alasan yang pastipun kita juga bisa bersedih. Membatin sendiri kenapa ada perasaan aneh yang menjalar tak karuan.
Sedih saat merasa tertekan, sedih saat menerima tanggung jawab lebih besar, sedih saat kurang beruntung dibanding teman, sedih saat tidak digemari orang, sedih bila dompet menipis, sedih bila tak diperhatikan, sedih karena bekerja terlalu banyak, banyak juga macam sedih yang tidak bisa disebutkan semua.
Apa salahnya dengan sedih? bukankah itu manusiawi?
Benar, sedih itu manusiawi. Tidak ada salahnya bersedih. Tapi sedih yang bagaimana?
sedih untuk sesuatu yang bukan hak kita itu salah, sedih untuk dunia terlalu banyak itu tidak baik, sedih terhadap kehidupan sendiri itu merugi sekali, posisikan sedih hanya dalam batas wajar dan hubungkanlah dengan Dia penciptamu. Allah yang lebih paham bagaimana diri manusia melebihi manusia itu sendiri.
Limpahkanlah kepada-Nya segala sedih, segala keluh kesah.
Jangan lagi menanam sedih di hati dan hidup menyedihkan.
Allah selalu ada untuk tempat mengadu dan menghapus sedih.
Semoga kita termasuk kedalam orang-orang yang Disayangi Allah, rebutlah hati-Nya agar Dia lebih menyangi kita. ^_^


Senin, 17 Maret 2014

Syair aku ingin

Bukan aku terlalu pandai hingga memandang salah selain aku
hanya tekad ntuk merasa lebih baik yang kadang menelisik hati dan berbisik
"tidak keren sekali jika hidupmu begini-begini saja"
aku ingin punya hidup keren, keren untuk mempertanggung jawabkan karunia umurku.

aku ingin melihat dunia hingga tiada yang luput dari mata
aku ingin berlari kemana saja inginku
aku ingin belajar dari alam, berguru pada air mengalir dan batu yang diam
aku ingin melukis memoriku dengan hal-hal luar biasa
aku ingin menari dengan melodiku, dengan gerakku
aku ingin menjadi aku dan tidak ada yang mengganggu
aku ingin tersenyum meski dalam sedihku
aku ingin menangis dalam bahagiaku
aku ingin mempunyai guna bagi sekelilingku
aku ingin...... banyak sekali inginku

Pernah ingin itu hilang entah kemana, tertutup oleh satu harap saja
bodoh sekali aku
bukankah itu harta karun yang akan membantuku untuk tetap hidup
selagi masih banyak inginku, kata menyerah tidak akan teucap.

Kini langkahku masi berbatas, pandangku masih terhalang
ada wajib yang belum kutuntaskan
tiada hari tanpa peluh untuk mencapai proses penyelesaian
seketika saat semua sampai garis finish, kan ku kunjungi inginku satu persatu
meski butuh waktu bukan cuma satu
ku kan gunakan seluruh waktu.

Kamis, 06 Maret 2014

Diam dan Pendam

Rasa bila dibawa diam akan semakin jelas senandungnya
Harap bila dipendam akan semakin kuat pencapaiannya

Lalu bagaimana sang objek dari perasaan kita akan tau tentang satu rasa untuknya?
dia tidak perlu tau, dia tidak perlu diberi tau.
Bukankah rasa berhubungan dengan hati, jadi cukup hati saja yang tau
Jika yang bekerja hanya hati, maka Sang Pencipta hatilah yang lebih paham
Jadi sampaikan saja segalanya kepada-Nya
jika memang diridhai, maka hati dengan hati akan terpaut
indah sekali bukan...
Makanya lebih baik diam, sembunyikan saja.

Begitupun harap, akarnya menusuk relung dan pucuknya menyentuh otak
harap yang dipelihara baik-baik, diusahakan sesuai jalanny, akan semakin subur dia
Berbuah tak lama lagi
makanya pendam saja
Biarkan Sang Penerima harap yang menjawab.

Senin, 03 Maret 2014

Risalah hati

Kini kagumku semakin berbuah, yang kurasa mampu terpahami tanpa kujelaskan secara rinci.
Bukan karena tampan yang terperi, tapi kharisma tak tertampik membuat luluh hati.
Wahai bulan, mampukah kau pegang rahasia kecilku.
Aku selipkan dia dalam doaku.
Aneh memang, menatappun aku tak pernah.
Tapi nama itu sudah lama tersimpan dalam memoriku.
Taukah kau bulan, aku sama sekali tidak ingin menjadi lebih dekat padany
Aku tak ingin dekat dalam kesalahan-kesalahan yang hanya akan memberi jarak

Biarkan saja aku merindu dalam hati
Biar saja aku memuja dalam doa
Semoga Allah menuliskan cerita tentangku dan tentangny
Dimana kami sama-sama jadi bintang utama
Bertemu karena kuasa sang penulis cerita

Namun terkadang wahai bulan
Aku remuk dan berkecil hati
tinggi sekali harapku untuk dipersatukan dengan yang terbaik
sepertinya aku jauh sekali dari kata pantas
sangat jauh....

Tolong jaga rahasia kecil kita ini ya rembulan.

Sabtu, 08 Februari 2014

Malam Menjemput Senja



Langit merona oleh tatapan merayu sang mentari, ganasnya telah tenggelam sedikit demi sedikit dalam pelukan laut. Lurus di depan sana segerombolan burung berwarna putih bercengkrama sambil sesekali menukik menyambar ikan. Gambaran pantai sore hari selalu saja begini, indahnya tidak terbantah. Bahkan oleh mata seseorang yang hatinya sedang terluka sekalipun.
Tidak berkedip mata sendu itu memandang lurus ke tengah laut, mengikuti tarian ombak berirama menuju pantai. Ramai anak-anak berlarian mengejar kepiting tidak mengalihkan tatapannya. Sesekali ia tersenyum entah apa yang dipikirkannya. Beranjak dari duduk kaki kecilnya mulai melukis pasir dengan jejak tak beraturan, berjalan di sepanjang pantai sampai dia lelah. Dia adalah aku, aku yang sedari tadi berusaha menukar perih dengan indah.
Beberapa bulan sebelum ini ceritanya sangat berbeda, sore itu aku memandang laut dengan senyum merekah tiada hentinya. Sembari menghitung jari hatiku melonjak tak terkira, Cuma beberapa bulan lagi genap dua tahun sudah. Tahun yang kunanti-nanti, tahun yang akan menjadi awal perjalanan babak baru dalam hidupku. Lebih indah dibanding senja kala itu. Tidak ada sedikitpun keraguanku akan janjinya, tidak sedikitpun takutku akan kemungkinan buruk yang bisa terjadi. Aku hanya percaya bahwa janji itu nyata, yakin jika harapan ini akan sampai di pelabuhannya.
Kita manusia hanya rajanya keliru, aku manusia dan aku juga sama. Tanpa sengaja aku telah menghancurkan bangunan yang selama ini kami cipta. Entah memang cuma salahku, atau dinding itu sudah mulai retak oleh perbedaan yang tidak mampu diabaikan. Saat aku yang biasa-biasa saja dibandingkan dengan sosok lain yang luar biasa, semuanya menjadi tidak bermakna. Dinding yang awalnya retak lalu roboh tak bersisa saat tangan ini tanpa sengaja menyentuhnya. Ketidaksengajaan menjadi bencana hingga palu itu berbunyi “akulah yang bersalah dan tidak ada lagi kita”. Awalnya jari-jari kecilku masih berusaha memungut sisa dinding itu agar bisa kembali berdiri, tapi semuanya tiada guna karena pondasinya memang telah porak-poranda. Hilang sudah janji, pergi tanpa ada kata kembali.
Air membasahi ujung jari saat aku kembali dari rangkaian memori. Sudah mulai gelap dan aku harus segera pulang. Sekali lagi kutatap mentari yang nyaris hilang hingga pagi, aku hanya ingin menukar luka dengan indah. Pelan-pelan kubuang benci hingga hilang bersama buih. Kubalut hati dengan maaf seperti malam menjemput senja.

Rabu, 05 Februari 2014

Sudah

Sudah adalah sepenggal lalu yang tak dapat berbalik
tertinggal di belakang dan menunggu di depan
entah dimana namun ada
bukan terkubur di bumi atau melayang di langit
suara tiada tanpa bentuk
Seperti kata di ujung ucap tanpa terucap

Taukah betapa sakti kata Sudah?

 Dia mampu merobek dada hingga tiada sisa rasa
 Dia sanggup menutup pikir sampai hilang angan

Ah sudah, hebat sekali engkau!

Rabu, 29 Januari 2014

hijau atau jingga

Terik di atas rumput meranggas
      Air mewabah dibawah batang nyaris tumbang
Disini...
      Disana...

Tak ubah raga dari satu yang jadi dua.
 Melimpah dan kekurangan disaat bersamaan...

Dengan waktu akan kembali seimbang, 
entah hijau atau jingga,
keduanya sama indah.