Kamis, 08 Agustus 2013

Horor and Broken Heart

Pernahkah kalian nonton film horor tapi tak takut sama sekali?
pernahkah kalian nonton film horor tapi sedih sepanjang waktu?
pernahkah kalian nonton film horor tapi berdoa agar waktu bisa terulang atau berlalu lebih cepat?

Gua Pernah. Baru kali ini. Saat ini.

Seberapapun suara menakutkan dlm layar, di telinga cuma kesedihan.
Seberapapun wujud menakutkan dalam layar, tidak lebih menakutkan dari kehilangan.

"Horor" dan "broken heart", gua ada di antaranya. Horor tak lagi menjadi horor, dan broken heart berakhir dalam gaib, tak terlihat.

Ada ajaibnya antara dua hal ini. "Horor" menjadikan "broken heart" tak terlihat dan "broken heart" membuat "horor" jadi tidak menakutkan.

Lain kali, siapa saja yang lagi broken heart, silahkan nonton film horor. Atau siapapun yang takut nonton film horor, silahkan broken heart dulu.

Rabu, 07 Agustus 2013

Memory

          Satu-satunya suara yang mendominasi telinga malam ini adalah takbir, karena malam ini memang malam terakhir di bulan Ramadhan. Tapi disini bukan khusus untuk membahas hal religius seperti malam takbiran karna gua memang bukan ahlinya.

          Dimulai dari selangkah meninggalkan dunia gua yang kecil atau sebut saja kamar, jalanan beda banget dari biasanya. Tidak banyak kendaraan bermotor lalu-lalang, sedikit sekali warung yang masih semangat menawarkan isinya, dan hampir gak ada gerobak penjual makanan keliling yang selalu menjadi idola gua saat lapar. Benar-benar berbeda dan gua menikmatinya. Jarang kita bisa berjalan di jalan raya tapi sepi begini. Beberapa menit kemudian, ada sepasang anak manusia yang berpapasan sama gua, dan berkat bakat nguping yang sudah terlatih gua bisa dengar sedikit percakapan mereka, kira-kira begini "Dek, kita mau cari sepatunya kemana lagi? abang udah capek keliling-keliling dari tadi". Lalu sang adek menjawab "Pokoknya kita cari ke semua toko sepatu bang, adek harus punya sepatu merah yang tinggi buat dipasangin sama baju lebaran yang merah, itu baju buat hari raya kedua bang". Hahaha, ternyata bukan anak kecil aja yang segitu pedulinya sama pakaian di hari lebaran.

        Nomong-ngomongin anak kecil, gua juga liat satuA adegan yang bikin gua berasa dejavu. Kejadian ini gua liat saat gua mau balik ke dalam dunia kecil gua lagi. Seorang anak kecil perempuan merengek ngejar-ngejar ayahnya dari belakang. "Ayah mau es itu ayah, mau itu hiks hiks hiks", sang ayah berbalik dan bilang "Jangan bikin ayah marah ya kak, kakak ga boleh minum es". Bukan diem ini anak malah menaikkan tingkat rengekannya menjadi tangis, "Ayah mau es, mau es, huuuaaaa huuuuaaa", kali ini sang ayah berjongkok di depan anakny dan berkata "Kakak, ayah ngelarang kakak biar kakak ga sakit, jangan nangis ya nak, sini ayah gendong". Sumpah demi kembang api yang tiba-tiba muncul ke udara, gua bener-bener nelen air mata. Masi inget banget dulu gua pernah ngalamin kejadian kayak itu anak. REALLY LOVE YOU DAD.

Segitu aja sanggupnya gua nulis kali ini, mau hasilnya bagus atau gak yang penting gua belajar dan semoga bisa jadi semakin baik kedepannya.

Selasa, 06 Agustus 2013

Buram

Gelap adalah malam
Sunyi adalah diam
Malam memeluk diam hingga enggan
Diam merangkul malam lalu acuh
disanalah penuh kebohongan

Malam hilang, sunyipun berkurang
Mereka sejalan tapi saling menenggelamkan
seperti cinta dan hati
cinta memilih agar hati menerima
pada akhirnya saling menjatuhkan



Newbie Vs Pro

Entah sejak kapan dua sisi itu ada, mungkin sebelum kita direncanakan ada, atau sebelum semuanya ada. Dua sisi itu penuh cerita, entah bagaimana menjabarkan dua sisi, semuanya ada dua sisi. Tapi yang berkesan bagiku adalah Newbie dan Pro, dua sisi bertolak belakang.

Kita mulai dari newbie, atau sebut saja noob dan noob adalah aku. Aku jadi pemula dalam segala hal sejak "kita" ada. Aku pemula yang mencintaimu dengan segala kesombongan dan kebaikanmu. Aku juga noob dalam game yang kita mainkan. Tapi pemula tetap saja punya dasar, dasar yang bisa dikembangkan dan aku rasa aku punya itu, dan kamu pasti tidak setuju, haha. 
Waktu membawa kita dan aku masih saja menjadi pemula yang cupu, yaa aku cupu dalam hal emosi, aku tidak bisa marah dengan baik, aku tidak bisa ngambek dengan lucu, aku tidak bisa egois dengan anggun, aku tidak bisa. Aku terlalu betah menjadi noob untukmu, aku terlalu nyaman di ajarkan olehmu. Aku sama sekali tidak berusaha untuk jadi pro, karena seorang pro harus bisa berjalan sendiri, dan aku tidak ingin berjalan tanpamu.

Sekarang beralih ke Pro, pro itu kamu. Kamu pro dalam segala hal, dan diam-diam aku adalah pengagummu. Aku hanya ingin terus belajar di sisimu, menjadi 'kita' selamanya.